Rabu, 22 Oktober 2008

TEKNIK KOMUNIKASI

Dalam menyampaikan pesan di dunia kerja maupun pergaulan, dibutuhkan sebuah teknik dasar agar pesan yang ingin kita sampaikan dapat sampai dan diterima dengan baik oleh lawan bicara.

Namun terkadang, kita sering salah dalam penyampaian pesan itu, sehingga yang ada hanya kesalahpahaman dan pesan yang baik berbalik menjadi pesan salah.

Untuk itu, penulis ingin berbagi teknik dasar dalam menyampaikan pesan saat bergaul dan bersosialisasi dengan sesama.

Teknik komunikasi ini penulis golongkan menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Komunikasi saat berdiskusi dan rapat.

Pada saat anda berkomunikasi di situasi diskusi sebaiknya menggunakan teknik komunikasi 3T, Tenang, Tepat, dan Teratur.

Mengapa harus menggunakan teknik 3T?

Karena saat berdiskusi, situasi yang tercipta adalah situasi berpikir dan mencarai solusi untuk menyelesaikan masalah bersama. Biasanya situasi itu membuat setiap orang yang ada di dalam situasi itu menjadi tegang dan tertekan. Walaupun secara lahiriah tak tampak, namun secara rohaniah mereka dalam situasi yang tertekan. Untuk itu, diperlukan bahasa yang disampaikan secara tenang, tepat dan teratur.

Dapat dibayangkan bila waktu itu kita menggunakan suara yang lantang dan keras. Suara keras dan lantang, akan segera memacu detak jantung dengan cepat, akibatnya, kepanikan mental langsung terjadi, dan hal itu akan berpangkal pada peningkatan tekanan darah yang kemudian berujung pada emosi yang tidak terbatas.

Bila hal itu terjadi, maka bukan penyelesaian masalah yang ada, malah masalah baru terjadi dan semakin menambah masalah yang sudah terjadi.

Komunikasi yang tenang penting saat berdiskusi. Utarakan bahasa yang santun dan saling menghormati satu dengan yang lain. Tak perlu tegang saat berdiskusi. Yang terpenting tetap saling mendengar dan memperhatikan.

Selain itu, pesan yang disampaikan haruslah tepat pada pokok atau inti permasalahan. Tujuannya agar masalah cepat selesai dan tidak bertele-tele. Bila komunikasi tidak tepat pada sasaran, maka yang terjadi adalah kebosanan para peserta diskusi. Bila sudah bosan, maka masalah yag ada tidak dapat secara maksimal dibahas, dan berujung pada penundaan penyelesaian dan akhirnya tetap menggantung dan sulit diselesaikan.

Nah, agar pesan itu tepat pada sasaran, pembicaraan / komunikasi hendaknya disusun secara teratur. Semua pokok bahasan diurutkan secara seksama dan beruntun. Keteraturan saat berkomunikasi saat diskusi membuat diskusi berjalan lancar dan peserta merasa tenang. Dengan demikian, hasil diskusi dapat menghasilkan solusi yang tepat sasaran.

2. Komunikasi saat berorasi atau pidato.

Teknik komunikasi di situasi ini berbeda dengan situasi pertama. Teknik yang digunakan saat situasi ini sebaiknya adalah ITS atau Intonasi, Tegas dan Semangat.

Saat berkomunikasi didepan massa atau orang banyak, kita perlu bicara dengan intonasi yang baik. Hal itu dapat membuat isi pesan kita semakin menarik dan indah. Pendengar yang ada merasakan makna dibalik pesan yang kita sampaikan. Dengan itu, mereka akan tenang dan merasa nyaman mendengarkan pesan yang kita sampaikan.

Namun, pesan yang kita sampaikan itu, juga harus diikuti oleh ketegasan saat berbicara. Ketegasan penting supaya pesan yang kita sampaikan lebih berbobot atau mengandung makna mendalam. Coba saja bayangkan, bila berbicara hanya penuh dengan intonasi yang mendayu-dayu. Hasil yang didapat adalah pendengar justru terbuai dan tidak konsentrasi menyimak pesan yang kita berikan.

Kemudian, bila pesan itu disampaikan terlalu mementingkan intonasi, maka pesan itu hanya akan terkesan sebagai pesan bohong dan hanya promosi belaka. Keakuratan berita pun akan hilang dan pesan yang kita sampaikan tidak lagi mengandung makna atau pengertian penting.

Tak hanya itu saja, dalam berkomunikasi dengan massa, kita pun perlu memperhatikan semangat dalam ucapan kita. Semangat yang ada akan membuat pesan itu makin hidup dan bermakna.

Coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anada sanggup berbicara dengan orang yang bicara dalam kondisi santai dengan suara berat dan mengalun?

Bila hal itu terjadi, maka pendengar akan tertidur atau merasa bosan dan pergi meninggalkannya sendiri di atas panggung. Bahkan mereka pun akan menganggap si pembicara hanya main-main dan tidak serius. Dengan demikian, mereka menggerutu dan pulang tanpa mampu menerima pesan baik yang kita sampaikan.

Untuk itu, penting bagi kita untuk selalu berkomunikasi dengan orang banyak memperhatikan teknik ITS (Intonasi, Tegas, dan Semangat). Bila sudah dapat melakukannya, maka secara perlahan kita mampu berkomunikasi dengan baik.

3. Komunikasi saat bergaul / umum.

Pada situasi ketiga ini, komunikasi yang kita lakukan biasanya lebih bebas. Untuk itu, teknik yang digunakan tergolong lebih mudah dan sudah kita gunakan sehari hari. Teknik itu adalah B2S atau Bebas, Sopan, dan Santai.

Bila melihat teknik itu kita akan segera berfikir bahwa teknik ini cukup mudah. Pemikiran itu benar bagi mereka yang mempunyai banyak teman dan sering bergaul dengan orang banyak. Namun apakah itu mudah bagi mereka yang biasa hidup menyendiri dengan teman sebuah boneka, komputer atau telepon genggam saja?

Bagi mereka yang tidak biasa berkomunikasi dengan sesamanya dalam situasi biasa, maka teknik itu pun terasa sulit dan canggung untuk melakukannya.

Dalam situasi ini, penyampai berita, cukup tampil apa adanya. Tak perlu berpikir untuk menyampaikan pesan dengan kosakata yang unik atau menarik. Situasi ini bukan situasi dimana kita perlu menggunakan bahasa rumit dan baku. Pada situasi ini, kita cukup berkomunikasi dengan bebas, santai, dan tetap berpegang pada norma kesopanan yang ada.

Bebas dalam pengertian, kita dapat berbicara tanpa tema tertentu. Tema pembicaraan boleh acak dan tidak berpatokan pada masalah apapun. Misalkan saja, si A berbicara masalah mobil kepada si B, ketika mereka sedang asyik membahas mobil, lalu si B terpikir tentang gosip bintang film, maka pembicaraan mereka dapat langsung beralih kepada gosip bintang film tanpa didahului dengan jedah atau permohonan untuk menyela atau berganti topik pembicaraan. Hal itu dapat pula dilakukan saat kita berbincang santai bersama beberapa orang dalam kelompok.

Namun sayangnya, bila situasi sudah dalam keadaan bebas dan santai, maka bahasa kurang sopan pun akan segera muncul satu persatu. Kata sifat negatif pun segera keluar silih berganti. Bahkan yang mengerikan adalah nama kebun binatang pun mewarnai keindahan komunikasi itu. Mungkin bahasa itu terdengar biasa di telinga kita, tapi taukah kita, bahwa kat-kata kurang sopan itu secara perlahan akan mengganggu mental kita.

Coba kita hitung bersama. Kalau satu hari kita mendengar kata bodoh sebanyak 20 kali atau 40 kali, maka menurut penelitian para ahli, kata bodoh itu secara tidak sengaja akan terekam dalam pikiran kita. Kata itu kemudian diterima oleh otak kita sebagai perintah. Selanjutnya otak kita akan memerintahkan mental ini menjadi benar-benar bodoh. Nah, bayangkan bila tanpa sadar kita mengucapkan kata gila dalan pergaulan dengan teman. Apakah anda tega bila teman-teman anda menjadi gila semua?

Sedari itu, kita hendaknya senantiasa menggunakan bahasa yang bebas, santai, namun dilandasi dengan sikap sopan dalam berbicara.

Bila hal itu dilakukan maka informasi akan cepat mengalir cepat dan mudah diingat dengan baik.

Demikian sekilas tentang teknik berkomunikasi ala penulis. Teknik itu merupakan rangkuman penulis berdasarkan pengalaman dari hidup bermasyarakat sehari-hari.

Penulis ingin supaya pembaca setidaknya teringat dan tidak lagi salah kaprah dalam berkomunikasi. Dengan teknik ini, diharapkan komunikasi tidak salah posisi dan setidaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan salah persepsi diantara teman-teman sekalian.

Ingat ya, komunikasi itu penting. Jadi tetaplah belajar untuk berkomunikasi dengan baik.

By: Sandy Gunarso Wijoyo, S.Kom.

Why must i doing that things?

Why must i doing that things?

That's Question usually we heard when someone in emotional position.

Everyone must asked that question when their parents or boss always ordered them to do alot of things.

Writer think that question just for a lazy people. Because they don't want to work alot of things and just want to sleep or do a easy job.

For diligent person, they won't asking that question. Because alot of thing which give to them will increase they ability.

for them, alot of thing is same with alot of experince. So, they won't refuse every job when they come to them.

How can we do, if we already tried?
Can we always do that things?

For diligent person, they'll do that.
They always think the ways to finish that job. after that, they take a rest for awile.

But for lazy person, they don't want trying first. When this guy on sick situation, they directly refuse that job which order to them. They just want take a rest and don't care about it.

The theory always we heard from every single wise person. But the question is how must we want doing that theory?

If we always do like lazy person, we just wait for disaster. because every boss need a diligent, and talented person and they don't need a lazy person.

If we already do that theory, we always keep that spirit for a long time. We don't move to the other way.

Writer just hope we can learn to be a diligent person and increase our talent and don't give up with the challenge.

The human's duties actually only increase their talent in this world.
Cause we life with a human whom can increase their ownself.

If we can't increase ourself too, we shall move to the last line and can't survive in this world.

Hope we can always increase our talented for our future.

Nice Job Bro..

By: Sandy Gunarso Wijoyo, S.Kom.