Rabu, 03 Desember 2008

Busway equals with life

by: Sandy Gunarso Wijoyo, S.Kom.

Hidup bagai busway (jalur bus)?

Benarkah?

Mari kita logikakan.
1. Busway merupakan jalur alternatif dari jalan utama. Sementara, kehidupan juga selalu ada jalur alternatif untuk di lalui.

artinya: dalam kehidupan ini, asalkan kita bisa kreatif memanfaatkan yang ada dan dapat rajin bekerja tanpa putus asa, maka banyak jalan yang dapat kita lalui.

2. Saat kita berjalan di Jalan utama dan macet, semua orang akan terpikir untuk berpindah arah ke busway. dan ingin berjalan lancar terus tanpa hambatan.
sementara, hidup yang kita lalui pun inginnya lancar dan mulus tanpa hambatan. baik itu karier ataupun percintaan.

artinya: Hidup itu pasti ada pilihan. Sulit dan lancarnya itu ada ditangan setiap yang menjalani. Pilihan selalu kita yang menentukan. Bila kita suka dengan kemacetan ya lalui saja jalanan yang macet. Kalau tidak ya pilihlah jalur alternatif lainnya.

3. Jalur bus itu terlarang, bukan?
kenapa ada kecenderungan dari kita untuk melaluinya? dan setelah kita terjebak di dalamnya, kita pun kembali mengeluh dan berjuang untuk keluar darinya.
Kehidupan pun hampir sama, bukan?

Artinya: Manusia ini terkadang seringkali memilih jalan yang membahayakan dirinya sendiri hanya demi kesenangan dan kepuasan bathin. Bahaya dan ketidakbenaran menjadi soal ke berapa, asalkan bisa hidup lancar dan bahagia, semua dianggap benar dan sah.
Dan bila sudah terbentur dan mendapatkan kesulitan dari ketidakbenaran yang dicuptakan sendiri, mereka justru berjuang keras untuk menutupinya dan berusaha untuk keluar dari masalah dengan berbagai cara. Bahkan mereka tak lagi perduli pada keluarga dan dirinya sendiri. Asalkan masa depan aman, semua di halalkan untuk ditukar dengannya.

4. Tidak semua jalur bus itu mulus. Terkadang ada yang rusak dan bergelombang juga. Tapi ketika kita melaluinya, kita merasa terbiasa dan tak menghiraukannya.
Kehidupan hampir sama dengan itu.

artinya: Hidup normal pun banyak mengalami pasang surut. Gelombang yang menerpa kehidupan pun tak sedikit. Nah, apalagi bila kita memilih hidup di jalur yang salah. Tentu tidak semulus yang kita pikirkan. Mungkin awalnya mulus, tapi bila ada yang lebih, wah celakalah kita.

Namun, ketika putus asa, dan tak ada jalan lain, kita sering kali memilih jalur yang kurang baik, dan belajar keras untuk senang menjalaninya. Tentu saja tidak semudah hidup normal sebagai orang baik. Persaingan di dunia hitam itu, jauh lebih berat dibandingkan persaingan di dunia normal. Tapi bagi yang sudah masuk ke dalamnya, menjalaninya dengan berusaha baik dan tidak berhenti sampai tanpa sadar tubuhnya hancur terkoyak oleh waktu.

Penggambaran tadi mungkin hanya sebagian dari persamaan antara kehidupan dengan jalur bus. Coba lihat deh. Pasti benar-benar sama.

Rabu, 26 November 2008

Mengapa harus ada surat kontrak kerja

Kata orang dunia sudah semakin hebat.
Pembangunan dari setiap sektoral sudah berjalan dengan baik.

Namun kenapa di dunia kerja masih mengenal kontrak kerja yang bertele-tele.

Ada empat jenis orang dalam dunia kerja.
pertama: rajin di depan, malas belakangan.
dua: rajin terus sampai dia pensiun.
tiga: malas di depan, rajin setelah ditegur.
empat: malas terus sampe dia dipecat.

Empat orang diatas akan sangat berbeda memandang surat perjanjian kontrak.

orang pertama dia tergolong tipe cari muka. artinya dia menganggap posisinya akan aman bila dia rajin di masa kontrak dan malas setelah dia diangkat menjadi karyawan tetap.
Ujung-ujungnya dia sama sekali tidak menghargai atasan ketika dia menjadi karyawan tetap. anggapannya bahwa setelah dia menjadi karyawan tetap, maka dia akan aman dari istilah pemecatan.
Tipe semacam ini banyak sekali di kantor-kantor sekarang.
Akibatnya sangat mempengaruhi mereka yang sungguh-sungguh mau bekerja dan bersemangat untuk mengabdikan diri pada atasan dan perusahaan.
Dan anehnya, BOSS itu lebih memilih orang-orang dengan tipe pertama sebagai karyawannya.

Tipe kedua ini jarang ditemui.
Dia bersedia rajin dan terus mempertahankan sikapnya itu selama dia bekerja dari pertama dia masuk sampai dia pensiun.
Semangat dan kerajinan dalan dirinya seakan tak pernah habis dan selalu berkobar bagai sumber api alam.
Apa pun yang dia lakukan hanya satu yaitu untuk memajukan perusahaan dimana tempatnya digaji dan menghidupinya.
Nah, bagi orang tipe ini, surat perjanjian kontrak itu justru akan menyiksa dan membuatnya terbelenggu oleh ketidak pastian masa depan. seperti sapi yang diikat dengan tali yang terbuat dari besi yang keras.
Akibatnya segala upaya dia untuk selalu rajin dan bersemangat akan jatuh ketika dia memikirkan bahwa dia masih karyawan kontrak.
Hatinya gundah gulana sehingga dia tidak dapat memaksimalkan apa yang dia upayakan sampai saatnya nanti.
Alangkah kasihan bila orang tipe ini terus digantung dengan ketidakpastian.
Ya, jawabnya sih cuma satu. Kalau karyawan dengan tipe kedua dipermudah langsung menjadi karyawan tetap maka alhasil dia akan menjadi tipe pertama atau ketiga(nanti).
Tapi apakah seseorang akan sanggup rajin selalu datang kerja pada kisaran waktu yang sama, dengan porsi kerja yang sama selama beberapa tahun (misalnya).
Kalo ada orang seperti itu ya dialah pemilik karakter ke dua ini.
Jadi ya bagi atasannya segeralah mengangkat dia menjadi karyawan tetap, keburu jenuh dan pindah ketempat lain yang lebih menghargainya. Jaman sekarang sangat sulit menemukan orang rajin bekerja. Orang pintar sih banyak, Tapi yang mau bekerja dengan rajin itu yang sulit ditemui.

Tipe ketiga ini orangnya lucu.
Sama seperti kerbau yang harus selalu diingatkan. Tunggu di pecut dulu baru jalan.TUnggu didikte dulu baru melakukan.
Inisiatifnya sama sekali rendah.
Justru orang seperti ini yang digemari para boss besar.
Sebab orang sekarang ga mau disaingi oleh orang lain. sehingga tipe ketiga ini lah yang menjadi kegemaran para Boss besar. Tinggal diancam pecat langsung dia bisa mengahsilkan banyak proyek dan uang.
Lucu kan...

tipe ke empat justru keblaikan dari semuanya. tipe dengan karakter 100% MALAS.
mungkin sikap dan sifat itu sudah menjadi karakteristiknya yang melekat dalam kepribadiannya.
ah..capek deh kalau bertemu dengan karyawan dengan tipe ini.
Maunya enak, santai, dan banyak uang.
Mendingan segera diPHK dan cari atau latih karyawannya agar mempunyai mental seperti tipe kedua atau minimal tipe pertama.

ya itu hanya sekedar tulisan dan anggapan dari dalam diriku.
semua itu hanya buah pikiran. Jadi baca dengan santai ya..

salam hangat,
Sandy

Rabu, 22 Oktober 2008

TEKNIK KOMUNIKASI

Dalam menyampaikan pesan di dunia kerja maupun pergaulan, dibutuhkan sebuah teknik dasar agar pesan yang ingin kita sampaikan dapat sampai dan diterima dengan baik oleh lawan bicara.

Namun terkadang, kita sering salah dalam penyampaian pesan itu, sehingga yang ada hanya kesalahpahaman dan pesan yang baik berbalik menjadi pesan salah.

Untuk itu, penulis ingin berbagi teknik dasar dalam menyampaikan pesan saat bergaul dan bersosialisasi dengan sesama.

Teknik komunikasi ini penulis golongkan menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Komunikasi saat berdiskusi dan rapat.

Pada saat anda berkomunikasi di situasi diskusi sebaiknya menggunakan teknik komunikasi 3T, Tenang, Tepat, dan Teratur.

Mengapa harus menggunakan teknik 3T?

Karena saat berdiskusi, situasi yang tercipta adalah situasi berpikir dan mencarai solusi untuk menyelesaikan masalah bersama. Biasanya situasi itu membuat setiap orang yang ada di dalam situasi itu menjadi tegang dan tertekan. Walaupun secara lahiriah tak tampak, namun secara rohaniah mereka dalam situasi yang tertekan. Untuk itu, diperlukan bahasa yang disampaikan secara tenang, tepat dan teratur.

Dapat dibayangkan bila waktu itu kita menggunakan suara yang lantang dan keras. Suara keras dan lantang, akan segera memacu detak jantung dengan cepat, akibatnya, kepanikan mental langsung terjadi, dan hal itu akan berpangkal pada peningkatan tekanan darah yang kemudian berujung pada emosi yang tidak terbatas.

Bila hal itu terjadi, maka bukan penyelesaian masalah yang ada, malah masalah baru terjadi dan semakin menambah masalah yang sudah terjadi.

Komunikasi yang tenang penting saat berdiskusi. Utarakan bahasa yang santun dan saling menghormati satu dengan yang lain. Tak perlu tegang saat berdiskusi. Yang terpenting tetap saling mendengar dan memperhatikan.

Selain itu, pesan yang disampaikan haruslah tepat pada pokok atau inti permasalahan. Tujuannya agar masalah cepat selesai dan tidak bertele-tele. Bila komunikasi tidak tepat pada sasaran, maka yang terjadi adalah kebosanan para peserta diskusi. Bila sudah bosan, maka masalah yag ada tidak dapat secara maksimal dibahas, dan berujung pada penundaan penyelesaian dan akhirnya tetap menggantung dan sulit diselesaikan.

Nah, agar pesan itu tepat pada sasaran, pembicaraan / komunikasi hendaknya disusun secara teratur. Semua pokok bahasan diurutkan secara seksama dan beruntun. Keteraturan saat berkomunikasi saat diskusi membuat diskusi berjalan lancar dan peserta merasa tenang. Dengan demikian, hasil diskusi dapat menghasilkan solusi yang tepat sasaran.

2. Komunikasi saat berorasi atau pidato.

Teknik komunikasi di situasi ini berbeda dengan situasi pertama. Teknik yang digunakan saat situasi ini sebaiknya adalah ITS atau Intonasi, Tegas dan Semangat.

Saat berkomunikasi didepan massa atau orang banyak, kita perlu bicara dengan intonasi yang baik. Hal itu dapat membuat isi pesan kita semakin menarik dan indah. Pendengar yang ada merasakan makna dibalik pesan yang kita sampaikan. Dengan itu, mereka akan tenang dan merasa nyaman mendengarkan pesan yang kita sampaikan.

Namun, pesan yang kita sampaikan itu, juga harus diikuti oleh ketegasan saat berbicara. Ketegasan penting supaya pesan yang kita sampaikan lebih berbobot atau mengandung makna mendalam. Coba saja bayangkan, bila berbicara hanya penuh dengan intonasi yang mendayu-dayu. Hasil yang didapat adalah pendengar justru terbuai dan tidak konsentrasi menyimak pesan yang kita berikan.

Kemudian, bila pesan itu disampaikan terlalu mementingkan intonasi, maka pesan itu hanya akan terkesan sebagai pesan bohong dan hanya promosi belaka. Keakuratan berita pun akan hilang dan pesan yang kita sampaikan tidak lagi mengandung makna atau pengertian penting.

Tak hanya itu saja, dalam berkomunikasi dengan massa, kita pun perlu memperhatikan semangat dalam ucapan kita. Semangat yang ada akan membuat pesan itu makin hidup dan bermakna.

Coba tanyakan pada diri sendiri. Apakah anada sanggup berbicara dengan orang yang bicara dalam kondisi santai dengan suara berat dan mengalun?

Bila hal itu terjadi, maka pendengar akan tertidur atau merasa bosan dan pergi meninggalkannya sendiri di atas panggung. Bahkan mereka pun akan menganggap si pembicara hanya main-main dan tidak serius. Dengan demikian, mereka menggerutu dan pulang tanpa mampu menerima pesan baik yang kita sampaikan.

Untuk itu, penting bagi kita untuk selalu berkomunikasi dengan orang banyak memperhatikan teknik ITS (Intonasi, Tegas, dan Semangat). Bila sudah dapat melakukannya, maka secara perlahan kita mampu berkomunikasi dengan baik.

3. Komunikasi saat bergaul / umum.

Pada situasi ketiga ini, komunikasi yang kita lakukan biasanya lebih bebas. Untuk itu, teknik yang digunakan tergolong lebih mudah dan sudah kita gunakan sehari hari. Teknik itu adalah B2S atau Bebas, Sopan, dan Santai.

Bila melihat teknik itu kita akan segera berfikir bahwa teknik ini cukup mudah. Pemikiran itu benar bagi mereka yang mempunyai banyak teman dan sering bergaul dengan orang banyak. Namun apakah itu mudah bagi mereka yang biasa hidup menyendiri dengan teman sebuah boneka, komputer atau telepon genggam saja?

Bagi mereka yang tidak biasa berkomunikasi dengan sesamanya dalam situasi biasa, maka teknik itu pun terasa sulit dan canggung untuk melakukannya.

Dalam situasi ini, penyampai berita, cukup tampil apa adanya. Tak perlu berpikir untuk menyampaikan pesan dengan kosakata yang unik atau menarik. Situasi ini bukan situasi dimana kita perlu menggunakan bahasa rumit dan baku. Pada situasi ini, kita cukup berkomunikasi dengan bebas, santai, dan tetap berpegang pada norma kesopanan yang ada.

Bebas dalam pengertian, kita dapat berbicara tanpa tema tertentu. Tema pembicaraan boleh acak dan tidak berpatokan pada masalah apapun. Misalkan saja, si A berbicara masalah mobil kepada si B, ketika mereka sedang asyik membahas mobil, lalu si B terpikir tentang gosip bintang film, maka pembicaraan mereka dapat langsung beralih kepada gosip bintang film tanpa didahului dengan jedah atau permohonan untuk menyela atau berganti topik pembicaraan. Hal itu dapat pula dilakukan saat kita berbincang santai bersama beberapa orang dalam kelompok.

Namun sayangnya, bila situasi sudah dalam keadaan bebas dan santai, maka bahasa kurang sopan pun akan segera muncul satu persatu. Kata sifat negatif pun segera keluar silih berganti. Bahkan yang mengerikan adalah nama kebun binatang pun mewarnai keindahan komunikasi itu. Mungkin bahasa itu terdengar biasa di telinga kita, tapi taukah kita, bahwa kat-kata kurang sopan itu secara perlahan akan mengganggu mental kita.

Coba kita hitung bersama. Kalau satu hari kita mendengar kata bodoh sebanyak 20 kali atau 40 kali, maka menurut penelitian para ahli, kata bodoh itu secara tidak sengaja akan terekam dalam pikiran kita. Kata itu kemudian diterima oleh otak kita sebagai perintah. Selanjutnya otak kita akan memerintahkan mental ini menjadi benar-benar bodoh. Nah, bayangkan bila tanpa sadar kita mengucapkan kata gila dalan pergaulan dengan teman. Apakah anda tega bila teman-teman anda menjadi gila semua?

Sedari itu, kita hendaknya senantiasa menggunakan bahasa yang bebas, santai, namun dilandasi dengan sikap sopan dalam berbicara.

Bila hal itu dilakukan maka informasi akan cepat mengalir cepat dan mudah diingat dengan baik.

Demikian sekilas tentang teknik berkomunikasi ala penulis. Teknik itu merupakan rangkuman penulis berdasarkan pengalaman dari hidup bermasyarakat sehari-hari.

Penulis ingin supaya pembaca setidaknya teringat dan tidak lagi salah kaprah dalam berkomunikasi. Dengan teknik ini, diharapkan komunikasi tidak salah posisi dan setidaknya dapat mengurangi kesalahpahaman dan salah persepsi diantara teman-teman sekalian.

Ingat ya, komunikasi itu penting. Jadi tetaplah belajar untuk berkomunikasi dengan baik.

By: Sandy Gunarso Wijoyo, S.Kom.

Why must i doing that things?

Why must i doing that things?

That's Question usually we heard when someone in emotional position.

Everyone must asked that question when their parents or boss always ordered them to do alot of things.

Writer think that question just for a lazy people. Because they don't want to work alot of things and just want to sleep or do a easy job.

For diligent person, they won't asking that question. Because alot of thing which give to them will increase they ability.

for them, alot of thing is same with alot of experince. So, they won't refuse every job when they come to them.

How can we do, if we already tried?
Can we always do that things?

For diligent person, they'll do that.
They always think the ways to finish that job. after that, they take a rest for awile.

But for lazy person, they don't want trying first. When this guy on sick situation, they directly refuse that job which order to them. They just want take a rest and don't care about it.

The theory always we heard from every single wise person. But the question is how must we want doing that theory?

If we always do like lazy person, we just wait for disaster. because every boss need a diligent, and talented person and they don't need a lazy person.

If we already do that theory, we always keep that spirit for a long time. We don't move to the other way.

Writer just hope we can learn to be a diligent person and increase our talent and don't give up with the challenge.

The human's duties actually only increase their talent in this world.
Cause we life with a human whom can increase their ownself.

If we can't increase ourself too, we shall move to the last line and can't survive in this world.

Hope we can always increase our talented for our future.

Nice Job Bro..

By: Sandy Gunarso Wijoyo, S.Kom.

Rabu, 18 Juni 2008

Mari Kita Belajar Berani

Beberapa tahun yang lalu, aku menyaksikan keberanian yang membuat bulu kudukku berdiri. Pada suatu acara pertemuan sekolah, aku berbicara tentang mengejek orang, dan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk membela orang, bukan merendahkannya. Setelah itu, masih ada cukup waktu bagi setiap siswa untuk berdiri dan berbicara di depan mikrofon. Para siswa dapat berterima kasih kepada seseorang yang telah menolong mereka, dan sebagian bersedia maju dan melakukannya. Seorang siswa perempuan berterima kasih pada beberapa temannya yang membantunya mengatasi masalah keluarga. Seorang siswa lelaki berbicara tentang beberapa orang yang mendukungnya pada saat-saat sulit.

Lalu, seorang siswa perempuan kelas 3 SMU berdiri. Ia maju ke depan mikrofon dan menunjuk ke daerah anak kelas satu dan menantang seluruh sekolahnya. "Mari kita berhenti menggoda anak itu. Memang, ia berbeda dari kita, tapi kita di sini bersama-sama. Di dalam, ia tidak berbeda dari kita dan membutuhkan kita untuk mau menerimanya, mencintainya, berbaik hati padanya, dan menyetujui pendapatnya. Ia memerlukan teman. Mengapa kita terus mempermainkannya dan merendahkannya? Saya menantang seluruh sekolah ini untuk berhenti berbuat begitu dan memberinya kesempatan!"

Pada saat ia berbicara, aku sedang berdiri membelakangi bagian tempat anak itu duduk, dan aku tak tahu siapa orangnya. Tapi, rupanya anak- anak lain tahu. Aku nyaris tak berani menengok ke bagian itu, memikirkan bahwa anak itu pasti merah mukanya, ingin merangkak ke bawah kursinya dan menyembunyikan diri dari dunia. Tapi, saat aku menoleh ke belakang, aku melihat seorang anak laki-laki tersenyum lebar. Ia mengacungkan tinjunya ke atas. Bahasa tubuhnya berkata, "Terima kasih, terima kasih. Beri tahu mereka. Kamu menyelamatkan hidupku hari ini!"

Kisah Kotak Kado yang Kosong

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung. "Untuk apa?" tanya sang ayah.

"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.

"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa."

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong.

Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong.Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal?"

Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya.

"Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya !"

Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi ?

Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.

Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" anda sendiri. Sebagaimana anda memandangi hidup demikianlah kehidupan anda.

Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya.

Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

Saya akan Hidup Menyepi

Sebagai seorang sadhaka, saya pernah memiliki mobil Rolls Royce, pernah memiliki sebuah rumah besar yang paling megah di Negara Bagian Washington. Saya mengenakan rompi naga, menikmati makanan mewah yang paling lezat. Pernah pula seorang politikus terkemuka menghendaki saya menjabat sebagai Ketua Sangha.

Saya kelihatannya menjadi seorang yang kaya raya.

Tetapi, saya sadar bahwa saya adalah seorang yang telah mencapai pencerahan, saya hanyalah seberkas pelangi yang cemerlang, yang terbang menari-nari di depan mata dunia, sebuah ilusi yang kelak akan kembali pada kesunyataan. Saya adalah seorang yang tekun berlatih, saya tidak melekat pada segala wujud penampilan yang bergemilangan, yang tidak lebih dari semacam simbol belaka!

Saya tidak menjabat sebagai Ketua Sangha, juga tidak menghendaki kedudukan apapun. Saya menjual mobil Rolls Royce. Rumah besar yang paling megah pun saya berikan sebagai tempat tinggal para sadhaka. Saya menjual rompi naga, berpuasa….

Saya akan hidup menyepi, menuju ke puncak gunung, menuju ke tepi laut, menuju ke hutan belantara. Saya berasal dari seorang yang tidak memiliki apapun, menuju ke arah yang tidak memiliki apapun juga.

Dharmacakra Zhen Fo Zong beralih ke tangan orang lain.

Saya memahami, membangun 3600 vihara, menjadi kepala vihara dari 3600 tempat ibadah, siswa di seluruh dunia berjumlah tak terhitung, harta benda berlimpahan. Para eksekutif pemerintahan dan negarawan tertarik untuk bersarana, bahkan Yang Mulia Persiden juga datang bersarana. Sesosok Raja Sangha yang penuh dengan kemegahan dan kekuasaan, meskipun merasakan kemuliaan yang terbesar dalam sesaat, namun, di hadapan jalan Buddha yang abadi, tetap saja tidak ada artinya!

Saya akan hidup menyepi!

Rumah Ibarat Badan

Menurut Guru saya, Pandita Qing Zhen, “Setiap orang karena lama berdiam di rumahnya akan dipengaruhi oleh lingkungan dan medan magnet rumah tersebut, lama-kelamaan rumah akan seperti orangnya dan orang akan seperti rumahnya.”

Dalam Kitab Rahasia Getaran Tanah, rumah diibaratkan sebagai badan.

Pintu rumah ibarat panca indera manusia, bagian depan rumah ibarat panca indera.

Sisi kiri dan sisi kanan rumah ibarat kaki dan tangan.

Ruang tamu ibarat jantung.

Kamar kecil ibarat ginjal.

Dapur ibarat hati.

Kamar tidur ibarat paru-paru.

Ruang makan ibarat limpa.

Rumah bagaikan sesosok manusia. Bila ada bagian tertentu dari rumah terdapat cacat, tanpa disadari akan mempengaruhi jasmani dan nasib penghuni rumah. Tentu saja, bagian tertentu dari bangunan rumah mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh manusia. Namun penggarisan ini tidak akurat seratus persen, coba lihat, ada orang menggunakan ruang tamu juga sebagai ruang makan, dalam kamar tidur juga ada kamar kecil, oleh sebab itu penggarisannya ini tidak seratus persen jelas.

Meskipun demikian, Pandita Qing Zhen memberitahu saya bahwa jika seorang pakar fengshui mau mencermati suatu rumah, pasti dapat menemukan letak pokok masalahnya.

Dulu saat saya membantu orang melihatkan fengshui, saya sering mengajari siswa saya apa yang dimaksud dengan pola pembedahan? Dan apa pula yang dimaksud dengan pola daging tumbuh? Suatu rumah yang tidak sehat, alias terdapat cacat, misalnya rumah itu sendiri tidak utuh atau membuka jendela atap, atau jendela yang dibuka tidak serasi dengan rumah, pintu rumah dibuka secara sembrono, pintu rumah terlalu banyak, pintu yang ada di dalam rumah jarang dibuka dan tidak cocok juga tidak sepadan, semua ini adalah ciri-ciri pola pembedahan.

Apa itu pola daging tumbuh? Yang dimaksud dengan daging tumbuh adalah tumor atau kanker. Bila mengamati sebuah, perhatikanlah bagian luar yang menonjol atau mencuat. Jendolan yang bertolak belakang dengan rumah itu sendiri, tidak sepadan bagaikan embel-embel suatu rumah atau seperti seseorang memanggul sebuah beban, besarnya tidak sepadan, kanan-kiri tidak serasi, hendaknya hati-hati jika memiliki jendolan demikian, inilah pola kanker tumor alias pola daging tumbuh.

Saya sendiri tidak begitu setuju dengan perombakan atau penambahan suatu bangunan. Misalnya semula bangunan itu baik-baik saja, tiba-tiba muncul suatu ide lalu sebagian dibongkar, dan sebagian direnovasi. Ada lagi yang suka membangun paviliun kecil di belakang rumah, bersambung dengan bangunan utama. Penambahan bangunan kecil niscaya akan mengubah keseluruhan fengshui rumah tersebut.

Harus disadari bahwa bila mengubah bagian dalam suatu rumah, ini mengandung makna pembedahan.

Harus disadari pula bahwa bila menambah bagian luar suatu rumah, ini mengandung makna daging tumbuh.

Sebentar-sebentar dibongkar, direnovasi, dibangun, tentu saja tidak apa-apa bila pengubahan atau penambahan ini sesuai aturan. Tetapi bila terjadi persilangan dengan aturan, timbullah pola pembedahan dan pola daging tumbuh.

Karena membongkar bangunan sama saja dengan mengubah fengshui atau medan magnet. Bila pengubahan fengshui dan medan magnet dilakukan secara benar tentu saja tidak apa-apa. Bila tidak benar, pasti akan mendatangkan malapetaka.

Menurut hemat saya, sebaiknya meminta nasehat seorang pakar fengshui untuk setiap pengubahan dan penambahan bangunan. Hari memulai dikerjakannya adalah penting sekali, karena pengubahan dan penambahan bangunan ibarat orang dioperasi, bila operasinya tidak dilakukan dengan cara yang benar, akan melemahkan daya hidupnya.

Saya sendiri sangat memperhatikan urusan perbaikan rumah. Misalnya ada kaca yang pecah, pipa air ledeng bocor, dinding retak, listrik mengalami gangguan, perabotan rumah rusak, hal-hal macam begini sebaiknya segera ditangani atau diperbaiki. Perbaikan kecil-kecilan demikian tidak mengubah fengshui, tidak menimbulkan ancaman. Jika peralatan telah rusak tapi tidak ditangani atau diperbaiki, maka akan memberi dampak yang tidak baik pada kejiwaan penghuni bila dibiarkan dalam waktu yang lama. Dampak kejiwaan ini akan mempengaruhi nasib. Oleh sebab itu di dalam rumah usahakanlah jangan menyimpan barang-barang yang rusak. Bila listrik dan air mengalami gangguan, segeralah diperbaiki.

Laksana kita manusia bila dijangkiti influensa ringan dan tidak menjaga diri, bisa berkembang menjadi influensa berat. Demikian pula halnya dengan pneumonia, penyakit ginjal dan lain sebagainya.

Saya pernah bertandang ke rumah seorang sahabat saya.

“Seisi penghuni rumah akan mengalami nasib dioperasi.” saya menandaskan.

“Mengapa?” tuan rumah bertanya.

“Karena di samping perut telah digali sebuah lubang.”

Rupanya tuan rumah untuk memudahkan memasukkan mobil langsung dari jalan raya, ia membobol dindingnya di sisi rumah yang bersebelahan dengan jalan raya lalu membuka sebuah pintu jalan masuk mobil, tetapi bagian lantai atas tetap dipertahankan.

Dan hal aneh pun terjadi, sejak dibukanya gerbang mobil ini, setiap tahun salah satu penghuni rumah ini pasti dioperasi. Ini sudah berlangsung selama tiga tahun.

Tuan rumah mohon cara untuk mengatasinya tanpa menutup gerbang yang sudah dibuka. Lalu saya memilih man ri1, dengan Metode Singkir Tangkal saya menambalkan sebuah dinding tak berwujud.

Benar saja, sejak itu penghuni rumah tidak ada lagi yang dioperasi. Metode Singkir Tangkal sungguh ajaib.


1 Salah satu nama hari dari pembagian 12 hari dalam penanggalan Lunar.

Rabu, 04 Juni 2008

Mengapa harus pindah kerja?

Kawanku yang baik...

Selama aku bekerja di beberapa perusahaan dengan beragam cerita harunya..

Akhirnya, aku menyadari beberapa hal penting yang perlu kita ingat dan pahami bersama..

Hal itu diantaranya adalah:

1. Semua pimpinan yang disebut pemilik perusahaan, pada dasarnya manusia biasa seperti kita. Mereka pun punya keluarga dan permasalahan yang lebih banyak daripada yang kita punya.
Kalau kita hanya mengurusi uang belanja istri dan uang jajan satu istri dan beberapa anak kita, namun dapat dibayangkan bila bos kita harus memikirkan berkali2 lipat istri dan anak. Tak hanya itu, mereka pun juga memikirkan kelangsungan perusahaan termasuk keuntungan, bahan baku, ataupun pihak2 yang terkait dengan perusahaan itu.
Oleh karena itu, tolong jangan dipusingkan bila ada kesalahan kecil yang terjadi dalam perusahaan.

2. Semua pekerjaan itu sama.
Artinya, dimana pun kita bekerja itu takkan jauh berbeda.

Bila ada perbedaan ya paling juga masalah gaji atau tunjangan lain dan wajah teman kita yang baru. Sedangkan tugas dan kewajiban kita tak terlepas dari bikin surat, kirim surat, dan nego sana, nego sini.

Kong Hu Cu, seorang filsuf dari negri tirai bambu pernah berkata,"Dalam bekerja itu yang dibutuhkan adalah sikap setia dan tekun."

Dari kalimat itu, kita sudah dapat melihat bahwa pada dasarnya semua pekerjaan itu sama. Yang dipentingkan hanya setia dan tekun. Setia berarti bersedia menemani bos kita baik dalam suka ataupun dukanya. Tekun artinya terus belajar dan belajar semua ilmu yang ada pada perusahaan itu.

3. Bekerja itu harus semangat..
Dalam bekerja itu pantang bagi kita bilang capek. Andai kelelahan itu ada, cobalah untuk mengatasi sendiri tanpa mengeluh ke sana atau ke sini.

Ya, seperti yang kita ketahui bersama, bahwa usia pekerja itu kan rata2 di atas 20 tahun. Mereka yang bekerja rata-rata juga bukan anak kecil yang masih pakai popok.
Untuk itu, hendaknya mereka sudah bisa mengatasi kondisi yang terjadi tanpa mengeluh kanan dan kiri, atau bersikap malas-malasan dengan berbagai alasan.

Kalau sudah merasa lelah atau terasa akan sakit, ya segeralah cari obat dan minum itu secara teratur, dengan demikian maka kondisi kita dapat tetap stabil.

4. Bekerja itu harus keras dan pantang menyerah.
Adanya Aburizal Bakrie, Murdaya Poo, dan tokoh kaya lainnya, bukan dari harta warisan.
Mereka pun bekerja banting tulang dari mudanya. Dengan adanya kerja keras barulah mereka dapat hidup senang di masa tuanya.
Kerja keras bukan juga berarti harus siang malam dua empat jam nonstop.
Yang dimaksud kerja keras ini adalah harus tahu mendahulukan yang penting dan darurat.
Fokus pada tujuan dan senantiasa belajar menambah pengetahuan yang ada.
Persaingan makin komplek. Bila kita kalah setahap saja dari yang lain maka, jangankan ingin hidup selamanya, sedetik pun kita akan terhempas dari papan catur kehidupan.

Demikianlah yang saya dapat selama proses pencarian jatidiri selama ini.
Terimakasih kepada mereka yang telah menolong saya hingga hari ini. Baik itu pimpinan yang dulu, maupun pimpinan sekarang. Mereka semua orang baik. Hormat dan sayang perlahan tetap terukir dalam hati. Tanpa adanya mereka, Saya bukan apa-apa hari ini. Saya pun juga manusia biasa. Butuh dukungan dan kesempatan untuk berubah dan maju dalam kehidupan.

Kesempatan itu hanya sekali. Manfaatkan dengan baik dan semangat. Bila kesempatan itu tak dimanfaatkan dengan baik. Maka, biarpun kita pindah kerja seribu kali, maka perasaan kita akan tetap sama.

Ibuku berkata,"Bukan bos kamu yang tidak mengerti kamu, tapi kamunya yang tidak mau berubah. Kalau sudah tau salah, ya segeralah berubah. Kalu dibiarkan dan diulangi lagi, maka jangan salahkan kalau bosmu marah dan benci kamu."

Dari pandangan itu, dapat diambil kesimpulan bahwa, semua masalah adalah kita yang menciptakan, bila kita yang tetap tak bisa berubah menjadi semakin baik, maka jangan harap kita bisa mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita.

Asalkan dapat uang yang dapat digunakan beli rumah dan mobil, ya sudahlah..
Rejeki orang masing-masing. Iri hati dan curiga malah bikin dokter semakin kaya.

Semoga dengan pengalaman ini, Saya dapat membantu memberikan pandangan bagi mereka yang sedang SEBEL, BENCI, dan KECEWA dengan kelakuan bosnya.