Rabu, 26 November 2008

Mengapa harus ada surat kontrak kerja

Kata orang dunia sudah semakin hebat.
Pembangunan dari setiap sektoral sudah berjalan dengan baik.

Namun kenapa di dunia kerja masih mengenal kontrak kerja yang bertele-tele.

Ada empat jenis orang dalam dunia kerja.
pertama: rajin di depan, malas belakangan.
dua: rajin terus sampai dia pensiun.
tiga: malas di depan, rajin setelah ditegur.
empat: malas terus sampe dia dipecat.

Empat orang diatas akan sangat berbeda memandang surat perjanjian kontrak.

orang pertama dia tergolong tipe cari muka. artinya dia menganggap posisinya akan aman bila dia rajin di masa kontrak dan malas setelah dia diangkat menjadi karyawan tetap.
Ujung-ujungnya dia sama sekali tidak menghargai atasan ketika dia menjadi karyawan tetap. anggapannya bahwa setelah dia menjadi karyawan tetap, maka dia akan aman dari istilah pemecatan.
Tipe semacam ini banyak sekali di kantor-kantor sekarang.
Akibatnya sangat mempengaruhi mereka yang sungguh-sungguh mau bekerja dan bersemangat untuk mengabdikan diri pada atasan dan perusahaan.
Dan anehnya, BOSS itu lebih memilih orang-orang dengan tipe pertama sebagai karyawannya.

Tipe kedua ini jarang ditemui.
Dia bersedia rajin dan terus mempertahankan sikapnya itu selama dia bekerja dari pertama dia masuk sampai dia pensiun.
Semangat dan kerajinan dalan dirinya seakan tak pernah habis dan selalu berkobar bagai sumber api alam.
Apa pun yang dia lakukan hanya satu yaitu untuk memajukan perusahaan dimana tempatnya digaji dan menghidupinya.
Nah, bagi orang tipe ini, surat perjanjian kontrak itu justru akan menyiksa dan membuatnya terbelenggu oleh ketidak pastian masa depan. seperti sapi yang diikat dengan tali yang terbuat dari besi yang keras.
Akibatnya segala upaya dia untuk selalu rajin dan bersemangat akan jatuh ketika dia memikirkan bahwa dia masih karyawan kontrak.
Hatinya gundah gulana sehingga dia tidak dapat memaksimalkan apa yang dia upayakan sampai saatnya nanti.
Alangkah kasihan bila orang tipe ini terus digantung dengan ketidakpastian.
Ya, jawabnya sih cuma satu. Kalau karyawan dengan tipe kedua dipermudah langsung menjadi karyawan tetap maka alhasil dia akan menjadi tipe pertama atau ketiga(nanti).
Tapi apakah seseorang akan sanggup rajin selalu datang kerja pada kisaran waktu yang sama, dengan porsi kerja yang sama selama beberapa tahun (misalnya).
Kalo ada orang seperti itu ya dialah pemilik karakter ke dua ini.
Jadi ya bagi atasannya segeralah mengangkat dia menjadi karyawan tetap, keburu jenuh dan pindah ketempat lain yang lebih menghargainya. Jaman sekarang sangat sulit menemukan orang rajin bekerja. Orang pintar sih banyak, Tapi yang mau bekerja dengan rajin itu yang sulit ditemui.

Tipe ketiga ini orangnya lucu.
Sama seperti kerbau yang harus selalu diingatkan. Tunggu di pecut dulu baru jalan.TUnggu didikte dulu baru melakukan.
Inisiatifnya sama sekali rendah.
Justru orang seperti ini yang digemari para boss besar.
Sebab orang sekarang ga mau disaingi oleh orang lain. sehingga tipe ketiga ini lah yang menjadi kegemaran para Boss besar. Tinggal diancam pecat langsung dia bisa mengahsilkan banyak proyek dan uang.
Lucu kan...

tipe ke empat justru keblaikan dari semuanya. tipe dengan karakter 100% MALAS.
mungkin sikap dan sifat itu sudah menjadi karakteristiknya yang melekat dalam kepribadiannya.
ah..capek deh kalau bertemu dengan karyawan dengan tipe ini.
Maunya enak, santai, dan banyak uang.
Mendingan segera diPHK dan cari atau latih karyawannya agar mempunyai mental seperti tipe kedua atau minimal tipe pertama.

ya itu hanya sekedar tulisan dan anggapan dari dalam diriku.
semua itu hanya buah pikiran. Jadi baca dengan santai ya..

salam hangat,
Sandy