Rabu, 18 Juni 2008

Mari Kita Belajar Berani

Beberapa tahun yang lalu, aku menyaksikan keberanian yang membuat bulu kudukku berdiri. Pada suatu acara pertemuan sekolah, aku berbicara tentang mengejek orang, dan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk membela orang, bukan merendahkannya. Setelah itu, masih ada cukup waktu bagi setiap siswa untuk berdiri dan berbicara di depan mikrofon. Para siswa dapat berterima kasih kepada seseorang yang telah menolong mereka, dan sebagian bersedia maju dan melakukannya. Seorang siswa perempuan berterima kasih pada beberapa temannya yang membantunya mengatasi masalah keluarga. Seorang siswa lelaki berbicara tentang beberapa orang yang mendukungnya pada saat-saat sulit.

Lalu, seorang siswa perempuan kelas 3 SMU berdiri. Ia maju ke depan mikrofon dan menunjuk ke daerah anak kelas satu dan menantang seluruh sekolahnya. "Mari kita berhenti menggoda anak itu. Memang, ia berbeda dari kita, tapi kita di sini bersama-sama. Di dalam, ia tidak berbeda dari kita dan membutuhkan kita untuk mau menerimanya, mencintainya, berbaik hati padanya, dan menyetujui pendapatnya. Ia memerlukan teman. Mengapa kita terus mempermainkannya dan merendahkannya? Saya menantang seluruh sekolah ini untuk berhenti berbuat begitu dan memberinya kesempatan!"

Pada saat ia berbicara, aku sedang berdiri membelakangi bagian tempat anak itu duduk, dan aku tak tahu siapa orangnya. Tapi, rupanya anak- anak lain tahu. Aku nyaris tak berani menengok ke bagian itu, memikirkan bahwa anak itu pasti merah mukanya, ingin merangkak ke bawah kursinya dan menyembunyikan diri dari dunia. Tapi, saat aku menoleh ke belakang, aku melihat seorang anak laki-laki tersenyum lebar. Ia mengacungkan tinjunya ke atas. Bahasa tubuhnya berkata, "Terima kasih, terima kasih. Beri tahu mereka. Kamu menyelamatkan hidupku hari ini!"

Kisah Kotak Kado yang Kosong

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado. Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung. "Untuk apa?" tanya sang ayah.

"Untuk kado, mau kasih hadiah." jawab si kecil.

"Jangan dibuang-buang ya." pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya, "Pa, Pa ada hadiah untuk Papa."

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, "Sudahlah nanti saja."

Tetapi si kecil pantang menyerah, "Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang."

"Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa."

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

"Hadiah apa nih?"

"Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang." Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong.

Tidak berisi apa pun juga. "Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong.Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal?"

Si kecil menjawab, "Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa."

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya.

"Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya !"

Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi. Apa yang terjadi ?

Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.

Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari "pikiran" anda sendiri. Sebagaimana anda memandangi hidup demikianlah kehidupan anda.

Hidup menjadi berarti, bermakna, karena anda memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya.

Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong.

Saya akan Hidup Menyepi

Sebagai seorang sadhaka, saya pernah memiliki mobil Rolls Royce, pernah memiliki sebuah rumah besar yang paling megah di Negara Bagian Washington. Saya mengenakan rompi naga, menikmati makanan mewah yang paling lezat. Pernah pula seorang politikus terkemuka menghendaki saya menjabat sebagai Ketua Sangha.

Saya kelihatannya menjadi seorang yang kaya raya.

Tetapi, saya sadar bahwa saya adalah seorang yang telah mencapai pencerahan, saya hanyalah seberkas pelangi yang cemerlang, yang terbang menari-nari di depan mata dunia, sebuah ilusi yang kelak akan kembali pada kesunyataan. Saya adalah seorang yang tekun berlatih, saya tidak melekat pada segala wujud penampilan yang bergemilangan, yang tidak lebih dari semacam simbol belaka!

Saya tidak menjabat sebagai Ketua Sangha, juga tidak menghendaki kedudukan apapun. Saya menjual mobil Rolls Royce. Rumah besar yang paling megah pun saya berikan sebagai tempat tinggal para sadhaka. Saya menjual rompi naga, berpuasa….

Saya akan hidup menyepi, menuju ke puncak gunung, menuju ke tepi laut, menuju ke hutan belantara. Saya berasal dari seorang yang tidak memiliki apapun, menuju ke arah yang tidak memiliki apapun juga.

Dharmacakra Zhen Fo Zong beralih ke tangan orang lain.

Saya memahami, membangun 3600 vihara, menjadi kepala vihara dari 3600 tempat ibadah, siswa di seluruh dunia berjumlah tak terhitung, harta benda berlimpahan. Para eksekutif pemerintahan dan negarawan tertarik untuk bersarana, bahkan Yang Mulia Persiden juga datang bersarana. Sesosok Raja Sangha yang penuh dengan kemegahan dan kekuasaan, meskipun merasakan kemuliaan yang terbesar dalam sesaat, namun, di hadapan jalan Buddha yang abadi, tetap saja tidak ada artinya!

Saya akan hidup menyepi!

Rumah Ibarat Badan

Menurut Guru saya, Pandita Qing Zhen, “Setiap orang karena lama berdiam di rumahnya akan dipengaruhi oleh lingkungan dan medan magnet rumah tersebut, lama-kelamaan rumah akan seperti orangnya dan orang akan seperti rumahnya.”

Dalam Kitab Rahasia Getaran Tanah, rumah diibaratkan sebagai badan.

Pintu rumah ibarat panca indera manusia, bagian depan rumah ibarat panca indera.

Sisi kiri dan sisi kanan rumah ibarat kaki dan tangan.

Ruang tamu ibarat jantung.

Kamar kecil ibarat ginjal.

Dapur ibarat hati.

Kamar tidur ibarat paru-paru.

Ruang makan ibarat limpa.

Rumah bagaikan sesosok manusia. Bila ada bagian tertentu dari rumah terdapat cacat, tanpa disadari akan mempengaruhi jasmani dan nasib penghuni rumah. Tentu saja, bagian tertentu dari bangunan rumah mempengaruhi bagian tertentu dari tubuh manusia. Namun penggarisan ini tidak akurat seratus persen, coba lihat, ada orang menggunakan ruang tamu juga sebagai ruang makan, dalam kamar tidur juga ada kamar kecil, oleh sebab itu penggarisannya ini tidak seratus persen jelas.

Meskipun demikian, Pandita Qing Zhen memberitahu saya bahwa jika seorang pakar fengshui mau mencermati suatu rumah, pasti dapat menemukan letak pokok masalahnya.

Dulu saat saya membantu orang melihatkan fengshui, saya sering mengajari siswa saya apa yang dimaksud dengan pola pembedahan? Dan apa pula yang dimaksud dengan pola daging tumbuh? Suatu rumah yang tidak sehat, alias terdapat cacat, misalnya rumah itu sendiri tidak utuh atau membuka jendela atap, atau jendela yang dibuka tidak serasi dengan rumah, pintu rumah dibuka secara sembrono, pintu rumah terlalu banyak, pintu yang ada di dalam rumah jarang dibuka dan tidak cocok juga tidak sepadan, semua ini adalah ciri-ciri pola pembedahan.

Apa itu pola daging tumbuh? Yang dimaksud dengan daging tumbuh adalah tumor atau kanker. Bila mengamati sebuah, perhatikanlah bagian luar yang menonjol atau mencuat. Jendolan yang bertolak belakang dengan rumah itu sendiri, tidak sepadan bagaikan embel-embel suatu rumah atau seperti seseorang memanggul sebuah beban, besarnya tidak sepadan, kanan-kiri tidak serasi, hendaknya hati-hati jika memiliki jendolan demikian, inilah pola kanker tumor alias pola daging tumbuh.

Saya sendiri tidak begitu setuju dengan perombakan atau penambahan suatu bangunan. Misalnya semula bangunan itu baik-baik saja, tiba-tiba muncul suatu ide lalu sebagian dibongkar, dan sebagian direnovasi. Ada lagi yang suka membangun paviliun kecil di belakang rumah, bersambung dengan bangunan utama. Penambahan bangunan kecil niscaya akan mengubah keseluruhan fengshui rumah tersebut.

Harus disadari bahwa bila mengubah bagian dalam suatu rumah, ini mengandung makna pembedahan.

Harus disadari pula bahwa bila menambah bagian luar suatu rumah, ini mengandung makna daging tumbuh.

Sebentar-sebentar dibongkar, direnovasi, dibangun, tentu saja tidak apa-apa bila pengubahan atau penambahan ini sesuai aturan. Tetapi bila terjadi persilangan dengan aturan, timbullah pola pembedahan dan pola daging tumbuh.

Karena membongkar bangunan sama saja dengan mengubah fengshui atau medan magnet. Bila pengubahan fengshui dan medan magnet dilakukan secara benar tentu saja tidak apa-apa. Bila tidak benar, pasti akan mendatangkan malapetaka.

Menurut hemat saya, sebaiknya meminta nasehat seorang pakar fengshui untuk setiap pengubahan dan penambahan bangunan. Hari memulai dikerjakannya adalah penting sekali, karena pengubahan dan penambahan bangunan ibarat orang dioperasi, bila operasinya tidak dilakukan dengan cara yang benar, akan melemahkan daya hidupnya.

Saya sendiri sangat memperhatikan urusan perbaikan rumah. Misalnya ada kaca yang pecah, pipa air ledeng bocor, dinding retak, listrik mengalami gangguan, perabotan rumah rusak, hal-hal macam begini sebaiknya segera ditangani atau diperbaiki. Perbaikan kecil-kecilan demikian tidak mengubah fengshui, tidak menimbulkan ancaman. Jika peralatan telah rusak tapi tidak ditangani atau diperbaiki, maka akan memberi dampak yang tidak baik pada kejiwaan penghuni bila dibiarkan dalam waktu yang lama. Dampak kejiwaan ini akan mempengaruhi nasib. Oleh sebab itu di dalam rumah usahakanlah jangan menyimpan barang-barang yang rusak. Bila listrik dan air mengalami gangguan, segeralah diperbaiki.

Laksana kita manusia bila dijangkiti influensa ringan dan tidak menjaga diri, bisa berkembang menjadi influensa berat. Demikian pula halnya dengan pneumonia, penyakit ginjal dan lain sebagainya.

Saya pernah bertandang ke rumah seorang sahabat saya.

“Seisi penghuni rumah akan mengalami nasib dioperasi.” saya menandaskan.

“Mengapa?” tuan rumah bertanya.

“Karena di samping perut telah digali sebuah lubang.”

Rupanya tuan rumah untuk memudahkan memasukkan mobil langsung dari jalan raya, ia membobol dindingnya di sisi rumah yang bersebelahan dengan jalan raya lalu membuka sebuah pintu jalan masuk mobil, tetapi bagian lantai atas tetap dipertahankan.

Dan hal aneh pun terjadi, sejak dibukanya gerbang mobil ini, setiap tahun salah satu penghuni rumah ini pasti dioperasi. Ini sudah berlangsung selama tiga tahun.

Tuan rumah mohon cara untuk mengatasinya tanpa menutup gerbang yang sudah dibuka. Lalu saya memilih man ri1, dengan Metode Singkir Tangkal saya menambalkan sebuah dinding tak berwujud.

Benar saja, sejak itu penghuni rumah tidak ada lagi yang dioperasi. Metode Singkir Tangkal sungguh ajaib.


1 Salah satu nama hari dari pembagian 12 hari dalam penanggalan Lunar.

Rabu, 04 Juni 2008

Mengapa harus pindah kerja?

Kawanku yang baik...

Selama aku bekerja di beberapa perusahaan dengan beragam cerita harunya..

Akhirnya, aku menyadari beberapa hal penting yang perlu kita ingat dan pahami bersama..

Hal itu diantaranya adalah:

1. Semua pimpinan yang disebut pemilik perusahaan, pada dasarnya manusia biasa seperti kita. Mereka pun punya keluarga dan permasalahan yang lebih banyak daripada yang kita punya.
Kalau kita hanya mengurusi uang belanja istri dan uang jajan satu istri dan beberapa anak kita, namun dapat dibayangkan bila bos kita harus memikirkan berkali2 lipat istri dan anak. Tak hanya itu, mereka pun juga memikirkan kelangsungan perusahaan termasuk keuntungan, bahan baku, ataupun pihak2 yang terkait dengan perusahaan itu.
Oleh karena itu, tolong jangan dipusingkan bila ada kesalahan kecil yang terjadi dalam perusahaan.

2. Semua pekerjaan itu sama.
Artinya, dimana pun kita bekerja itu takkan jauh berbeda.

Bila ada perbedaan ya paling juga masalah gaji atau tunjangan lain dan wajah teman kita yang baru. Sedangkan tugas dan kewajiban kita tak terlepas dari bikin surat, kirim surat, dan nego sana, nego sini.

Kong Hu Cu, seorang filsuf dari negri tirai bambu pernah berkata,"Dalam bekerja itu yang dibutuhkan adalah sikap setia dan tekun."

Dari kalimat itu, kita sudah dapat melihat bahwa pada dasarnya semua pekerjaan itu sama. Yang dipentingkan hanya setia dan tekun. Setia berarti bersedia menemani bos kita baik dalam suka ataupun dukanya. Tekun artinya terus belajar dan belajar semua ilmu yang ada pada perusahaan itu.

3. Bekerja itu harus semangat..
Dalam bekerja itu pantang bagi kita bilang capek. Andai kelelahan itu ada, cobalah untuk mengatasi sendiri tanpa mengeluh ke sana atau ke sini.

Ya, seperti yang kita ketahui bersama, bahwa usia pekerja itu kan rata2 di atas 20 tahun. Mereka yang bekerja rata-rata juga bukan anak kecil yang masih pakai popok.
Untuk itu, hendaknya mereka sudah bisa mengatasi kondisi yang terjadi tanpa mengeluh kanan dan kiri, atau bersikap malas-malasan dengan berbagai alasan.

Kalau sudah merasa lelah atau terasa akan sakit, ya segeralah cari obat dan minum itu secara teratur, dengan demikian maka kondisi kita dapat tetap stabil.

4. Bekerja itu harus keras dan pantang menyerah.
Adanya Aburizal Bakrie, Murdaya Poo, dan tokoh kaya lainnya, bukan dari harta warisan.
Mereka pun bekerja banting tulang dari mudanya. Dengan adanya kerja keras barulah mereka dapat hidup senang di masa tuanya.
Kerja keras bukan juga berarti harus siang malam dua empat jam nonstop.
Yang dimaksud kerja keras ini adalah harus tahu mendahulukan yang penting dan darurat.
Fokus pada tujuan dan senantiasa belajar menambah pengetahuan yang ada.
Persaingan makin komplek. Bila kita kalah setahap saja dari yang lain maka, jangankan ingin hidup selamanya, sedetik pun kita akan terhempas dari papan catur kehidupan.

Demikianlah yang saya dapat selama proses pencarian jatidiri selama ini.
Terimakasih kepada mereka yang telah menolong saya hingga hari ini. Baik itu pimpinan yang dulu, maupun pimpinan sekarang. Mereka semua orang baik. Hormat dan sayang perlahan tetap terukir dalam hati. Tanpa adanya mereka, Saya bukan apa-apa hari ini. Saya pun juga manusia biasa. Butuh dukungan dan kesempatan untuk berubah dan maju dalam kehidupan.

Kesempatan itu hanya sekali. Manfaatkan dengan baik dan semangat. Bila kesempatan itu tak dimanfaatkan dengan baik. Maka, biarpun kita pindah kerja seribu kali, maka perasaan kita akan tetap sama.

Ibuku berkata,"Bukan bos kamu yang tidak mengerti kamu, tapi kamunya yang tidak mau berubah. Kalau sudah tau salah, ya segeralah berubah. Kalu dibiarkan dan diulangi lagi, maka jangan salahkan kalau bosmu marah dan benci kamu."

Dari pandangan itu, dapat diambil kesimpulan bahwa, semua masalah adalah kita yang menciptakan, bila kita yang tetap tak bisa berubah menjadi semakin baik, maka jangan harap kita bisa mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita.

Asalkan dapat uang yang dapat digunakan beli rumah dan mobil, ya sudahlah..
Rejeki orang masing-masing. Iri hati dan curiga malah bikin dokter semakin kaya.

Semoga dengan pengalaman ini, Saya dapat membantu memberikan pandangan bagi mereka yang sedang SEBEL, BENCI, dan KECEWA dengan kelakuan bosnya.