Rabu, 18 Juni 2008

Saya akan Hidup Menyepi

Sebagai seorang sadhaka, saya pernah memiliki mobil Rolls Royce, pernah memiliki sebuah rumah besar yang paling megah di Negara Bagian Washington. Saya mengenakan rompi naga, menikmati makanan mewah yang paling lezat. Pernah pula seorang politikus terkemuka menghendaki saya menjabat sebagai Ketua Sangha.

Saya kelihatannya menjadi seorang yang kaya raya.

Tetapi, saya sadar bahwa saya adalah seorang yang telah mencapai pencerahan, saya hanyalah seberkas pelangi yang cemerlang, yang terbang menari-nari di depan mata dunia, sebuah ilusi yang kelak akan kembali pada kesunyataan. Saya adalah seorang yang tekun berlatih, saya tidak melekat pada segala wujud penampilan yang bergemilangan, yang tidak lebih dari semacam simbol belaka!

Saya tidak menjabat sebagai Ketua Sangha, juga tidak menghendaki kedudukan apapun. Saya menjual mobil Rolls Royce. Rumah besar yang paling megah pun saya berikan sebagai tempat tinggal para sadhaka. Saya menjual rompi naga, berpuasa….

Saya akan hidup menyepi, menuju ke puncak gunung, menuju ke tepi laut, menuju ke hutan belantara. Saya berasal dari seorang yang tidak memiliki apapun, menuju ke arah yang tidak memiliki apapun juga.

Dharmacakra Zhen Fo Zong beralih ke tangan orang lain.

Saya memahami, membangun 3600 vihara, menjadi kepala vihara dari 3600 tempat ibadah, siswa di seluruh dunia berjumlah tak terhitung, harta benda berlimpahan. Para eksekutif pemerintahan dan negarawan tertarik untuk bersarana, bahkan Yang Mulia Persiden juga datang bersarana. Sesosok Raja Sangha yang penuh dengan kemegahan dan kekuasaan, meskipun merasakan kemuliaan yang terbesar dalam sesaat, namun, di hadapan jalan Buddha yang abadi, tetap saja tidak ada artinya!

Saya akan hidup menyepi!

Tidak ada komentar: