Rabu, 03 Desember 2008

Busway equals with life

by: Sandy Gunarso Wijoyo, S.Kom.

Hidup bagai busway (jalur bus)?

Benarkah?

Mari kita logikakan.
1. Busway merupakan jalur alternatif dari jalan utama. Sementara, kehidupan juga selalu ada jalur alternatif untuk di lalui.

artinya: dalam kehidupan ini, asalkan kita bisa kreatif memanfaatkan yang ada dan dapat rajin bekerja tanpa putus asa, maka banyak jalan yang dapat kita lalui.

2. Saat kita berjalan di Jalan utama dan macet, semua orang akan terpikir untuk berpindah arah ke busway. dan ingin berjalan lancar terus tanpa hambatan.
sementara, hidup yang kita lalui pun inginnya lancar dan mulus tanpa hambatan. baik itu karier ataupun percintaan.

artinya: Hidup itu pasti ada pilihan. Sulit dan lancarnya itu ada ditangan setiap yang menjalani. Pilihan selalu kita yang menentukan. Bila kita suka dengan kemacetan ya lalui saja jalanan yang macet. Kalau tidak ya pilihlah jalur alternatif lainnya.

3. Jalur bus itu terlarang, bukan?
kenapa ada kecenderungan dari kita untuk melaluinya? dan setelah kita terjebak di dalamnya, kita pun kembali mengeluh dan berjuang untuk keluar darinya.
Kehidupan pun hampir sama, bukan?

Artinya: Manusia ini terkadang seringkali memilih jalan yang membahayakan dirinya sendiri hanya demi kesenangan dan kepuasan bathin. Bahaya dan ketidakbenaran menjadi soal ke berapa, asalkan bisa hidup lancar dan bahagia, semua dianggap benar dan sah.
Dan bila sudah terbentur dan mendapatkan kesulitan dari ketidakbenaran yang dicuptakan sendiri, mereka justru berjuang keras untuk menutupinya dan berusaha untuk keluar dari masalah dengan berbagai cara. Bahkan mereka tak lagi perduli pada keluarga dan dirinya sendiri. Asalkan masa depan aman, semua di halalkan untuk ditukar dengannya.

4. Tidak semua jalur bus itu mulus. Terkadang ada yang rusak dan bergelombang juga. Tapi ketika kita melaluinya, kita merasa terbiasa dan tak menghiraukannya.
Kehidupan hampir sama dengan itu.

artinya: Hidup normal pun banyak mengalami pasang surut. Gelombang yang menerpa kehidupan pun tak sedikit. Nah, apalagi bila kita memilih hidup di jalur yang salah. Tentu tidak semulus yang kita pikirkan. Mungkin awalnya mulus, tapi bila ada yang lebih, wah celakalah kita.

Namun, ketika putus asa, dan tak ada jalan lain, kita sering kali memilih jalur yang kurang baik, dan belajar keras untuk senang menjalaninya. Tentu saja tidak semudah hidup normal sebagai orang baik. Persaingan di dunia hitam itu, jauh lebih berat dibandingkan persaingan di dunia normal. Tapi bagi yang sudah masuk ke dalamnya, menjalaninya dengan berusaha baik dan tidak berhenti sampai tanpa sadar tubuhnya hancur terkoyak oleh waktu.

Penggambaran tadi mungkin hanya sebagian dari persamaan antara kehidupan dengan jalur bus. Coba lihat deh. Pasti benar-benar sama.

Tidak ada komentar: